(pelitaeskpres.com) –JAKARTA – Banjir luapan air laut ( rob ) menggenangi kawasan Jakarta International Stadium (JIS) di Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara. Sejumlah motor mogok saat menerobos rob.
Pantauan Media di lokasi, Jumat (5/12) sekitar pukul 10.00 WIB ketinggian di Jalan RE Martadinata masih sekitar 20 sentimeter (cm). Kendaraan yang melintas di kawasan itu berjalan perlahan.
Sejumlah petugas dari Satpol PP, PPSU, hingga Dinas Sumber Daya Udara (SDA) terlihat mengatur lalu lintas (lalin) di lokasi. Mereka mengarahkan kendaraan agar tidak melintas di sisi yang dalam.
Sejumlah sepeda motor terlihat melaju dan harus didorong pemiliknya agar dapat keluar dari banjir. Petugas Penanganan Prasarana Sarana Umum (PPSU) di lokasi ikut membantu warga yang motornya mogok.
Marzuki (57), pengendara motornya yang tertabrak di Jalan RE Martadinata mengatakan banjir hari ini lebih tinggi dari kemarin. Dia bilang, kemarin motornya masih bisa menerobos banjir.
“Kemarin masih dangkal, saya lewat motor masih bisa jalan,” kata Marzuki.
Puncak Banjir Rob Jakarta Hari Ini, Pompa Pasukan Biru Disiagakan
Marzuki hendak menuju Sunter pagi ini. Dia tak mengira ketinggian air naik hari ini hingga membuat motornya bertenaga.
“Nggak tahu aku (tinggi air naik). Kemarin soalnya nggak. Ini bernyanyi juga gara-gara kena ombak, mobil yang lewat kena deh businya,” ucapnya.
Sebelumnya, banjir rob merendam wilayah Jakut dan Kepulauan Seribu. Warga Jakarta diminta waspada karena puncak rob diprediksi terjadi pada Jumat (5/12) hari ini.(SW)
Zulkarnain juga menekankan pentingnya prinsip Asta Protas sebagai arah gerak Kemenag, yaitu responsif, kolaboratif, memperkuat layanan digital, meningkatkan kualitas pendidikan, dan menjaga kerukunan masyarakat.
“Jika kamu tidak bisa menyenangkan semua orang, senangkanlah beberapa orang. Jika tidak, jangan sakiti satu orang pun,” tukasnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Kemenag Lampung Barat, Miftahus Surur, S.Ag., M.Si., memaparkan kondisi keagamaan serta capaian lembaga pendidikan di bawah Kemenag.
Lampung Barat, dengan jumlah penduduk 312.376 jiwa, memiliki keberagaman yang saling menguatkan: 99% Muslim, disusul Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha.
Kerukunan antarumat beragama di daerah ini juga sangat baik, dengan indeks kerukunan 2024 mencapai 78, lebih tinggi dibanding rata-rata nasional di angka 76,02.
Ia juga menyampaikan data kelembagaan keagamaan yang terdapat 5 madrasah negeri dan 105 madrasah swasta, seluruh madrasah negeri telah meraih predikat Adiwiyata tingkat nasional atau mandiri.
Selain itu, terdapat 43 pondok pesantren, 15 KUA kecamatan: terdiri dari 3 KUA SBSN, 4 KUA hibah Pemda, dan 1 KUA yang belum memiliki kantor.
Selanjutnya ada 405 ASN, terdiri dari PNS, CPNS, PPPK, dan P3K paruh waktu. 1.416 guru, termasuk guru madrasah dan guru Pendidikan Agama Islam. 41 penyuluh agama dari berbagai agama, dan terdapat 1.020 rumah ibadah, mulai dari masjid, musala, gereja, pura, hingga vihara.
Miftahus Surur menekankan bahwa meskipun jumlah tokoh agama saat ini 226 orang, idealnya dibutuhkan lebih dari 4.000 tokoh untuk jumlah penduduk yang ada.
“Namun demikian, tingkat kerukunan kita sangat membanggakan. Ini menjadi modal sosial penting bagi pembangunan Lampung Barat ke depan,” pungkasnya.
Kegiatan kunjungan kerja ini ditutup dengan komitmen bersama untuk memperkuat kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Lampung Barat dan Kemenag.
Baik Pemkab maupun Kemenag bertekad meningkatkan kualitas layanan publik, pendidikan madrasah, serta penguatan moderasi beragama demi mewujudkan masyarakat Lampung Barat yang cerdas, rukun, dan berkarakter.(nsr)


