IWO Sumsel Merayakan Ultah IWO Ke 11

(pelitaekspres.com) -PALEMBANG- Setelah terpilih menjadi ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Efran mengaku banyak tantangan dan ujian yang luar biasa ia terima. ada yang tidak terima atas kekalahan, ada juga yang menggugat hingga membuat berita hoax.

” Hingga saya harus datang ke beberapa instansi yang bertanya-tanya tentang kebenarnya tapi mereka menerima. Namun ada juga yang memang menolak hingga yang ragu-ragu,” ungkap Efran dalam sambutannya di peringatan HUT IWO ke 11 Tahun, di Sekretariat PW IWO Sumsel Jalan Jaksa Agung R Soepprato No. 10-11, 26 ilir D. I, Kec Ilir Barat I Kota Palembang. Selasa (8/8/2023).

Instansi yang terdepan mempercayakan kepemimpinannya yakni TNI dan banyak teman-teman IWO yang bertanya kenapa ia tetap berpegang teguh kepemimpinan Jodhi Yudhono.

” Dalam hal ini, saya bukan dalam rangka mendukung pribadi Jodhi Yudhono CS, tapi wartawan itu harus tegak kepada kebenaran. Jadi, mana yang benar itulah yang harus kita junjung tinggi,” jelasnya.

Dasarnya apa, karena dalam dinamika terjadi saat ini dirinya berdiskusi dan rapat sehingga sudah membentuk LBH IWO Sumsel. Pihaknya bertanya kepada Tim Kuasa Hukum dan mereka sudah memeriksa dan ditelaah seluruh surat menyurat oleh Pak Tabrani SH dan pak Suwito Winoto.

” Mereka merekomendasikan, untuk saya tetap berada di kepimpinan Jodhi Yudhono. Dari situlah saya tetap berpegang teguh kepimpinan beliau,”katanya.

Lanjutnya, jangan keliru kalau kawan-kawan bilang bertangan besi membela kepentingan Jodhi Yudhono itu salah itu. Tapi kalau kemarin misalkan, LBH IWO Sumsel bilang dan menyuruh ia mundur saja ikuti sebelah sana. Mungkin sudah lama ia tinggalkan, karena pihaknya tidak mengerti hukum.

” Maka dari itulah kita bertanya kepada orang pada ahlinya. Alhamdullah, LBH IWO Sumsel selalu memberikan motivasi, semangat, dan terus menjalankan program kegiatan dan laksanakan Mubes nanti biarkan kami di belakang,” terangkan.

Ditempat yang sama, Ketua Umum (Ketum) DPP IWO Jodhi Yudhono, mengungkapkan bahwa yang harus diketahui bahwa tentang kebenaran dan kesalahan itu ada ujiannya, siapa yang menguji kebenaran dan kesalahan yang menguji itu yaitu waktu, pikiran dan hati. 3 variabel itu, yang menunjukan bahwa kita benar apa salah.

“Jadi apabila terjadi ujian di dalam IWO ya kita nikmati saja, nanti waktu, akal dan hati yang menunjukkan siapa yang benar dan salah,” bebernya.

Tapi percayalah, bahwa apa yang dilakukan kawan-kawan peserta Mubes, semuanya ada suratnya. Semuanya tersusun dengan baik oleh Sekjen IWO.

” Jadi, apapun yang terjadi percayalah kita berada dijalan yang benar sesuai dengan konsitusi yang ada di IWO AD/ART,”katanya.

Jadi apapun gerakan IWO, sambungnya, selalu dirinya kaitkan dengan kebudayaan dengan akal budi. Apabila Efran, menuliskan IWO Sumsel beradab karena akhlak dan beradab itu yang benar.

Modal awal wartawan itu adalah akhlak agar tidak melukai dan menyakiti sesama. Ketika menulis berita harus adil, harus dua belah pihak jangan hanya dari satu pihak itulah namanya tidak adil.

” Kalau adil itu, InsyaAllah tidak akan melukai karena keadilan itu juga akan diterima oleh orang lain,” ujarnya.

Selamat kepada kawan-kawan semua yang merayakan ulang tahun IWO ke 11 ini, mudah-mudahan IWO menjadi lebih baik, betul-betul menjadi rumah yang nyaman konduksif dan memberi inspirasi bukan saja kepada anggota IWO tetapi kepada masyarakat Indonesia.

Ditempat yang sama, Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel).Herman Deru diwakilkan oleh Kabid Dinas Kominfo Provinsi Sumsel Irmansyah Wibowo, menyampaikan 11 tahun bukanlah waktu yang singkat bagi organisasi yang menaungi wartawan online di Sumsel. Apalagi ditengah gempuran gitalisasi yang berkembang.

“Wartawan online dituntut untuk tetap selalu mengasih diri, kreatif dan mengikuti perkembangan jaman. Wartawan online harus dapat menghasilkan berita yang cepat, real time dan terpercaya sehingga masyarakat dapat informasih dimanapun mereka berada,” ujarnya.

Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap perkembangan jaman manusia tidak bisa dilepaskan dari media sebagai informasih baik media cetak, elektornik, online hingga sekarang media sosial.

Lanjutnya, wartawan harus senantiasa mengkedepankan profesionalisme dan sesuai dengan fakta menulis sebuah berita tidak berdasarkan opini pribadi.

“Juga dalam berperan sebagai menjumpai informasi publik, menjadi pendorong partisipasi masyarakat dengan berita yang update yang bertanggung jawab dan terhindar berita hoax,”pungkasnya.(dkd)

 

Tinggalkan Balasan