IIB Darmajaya Dorong Siswa SMAN 5 Bandar Lampung Berpikir Inovatif dengan Design Thinking

(pelitaekspres.com) –BANDARLAMPUNG- Tim dosen Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya melaksanakan program Penguatan Kapasitas Inovatif dan Berpikir Kreatif Siswa SMA melalui Pembelajaran Design Thinking Berbasis Masalah Sosial Sekolah di SMAN 5 Bandar Lampung pada Senin, (22/9/25).

Kegiatan yang dipimpin oleh Anggawidia Wibaselppa, S.E., M.M., dengan anggota tim Lilla Rahmawati, S.Sos., M.M., dan Soraya Asnusa, S.E., M.M., serta melibatkan mahasiswa Prodi Bisnis Digital ini bertujuan meningkatkan keterampilan abad 21 siswa, khususnya 4C (Critical Thinking, Creativity, Collaboration, Communication).

“Design thinking adalah pendekatan berpusat pada manusia yang melatih siswa untuk memahami kebutuhan, merumuskan masalah, serta menciptakan solusi inovatif melalui tahapan empathize, define, ideate, prototype, dan test. Melalui pendekatan design thinking, siswa dapat mengidentifikasi masalah nyata di lingkungan sekolah, serta menyusun solusi inovatif yang aplikatif,” ujar Anggawidia Wibaselppa.

Program ini mencakup sosialisasi, pelatihan intensif, observasi masalah sosial, hingga pendampingan pengembangan prototipe solusi dan pitching. “Isu yang diangkat siswa antara lain terkait kesulitan belajar bahasa Inggris, perundungan (bullying), hingga ketidakpercayaan diri berbicara di depan publik,” ucap Lilla Rahmawati menambahkan seperti dikutip dari https://darmajaya.ac.id.

Menurut Lilla, selain menghasilkan prototipe solusi seperti kesulitan belajar bahasa Inggris, siswa membuat ular tangga yang setiap langkahnya mereka akan menjalani tugas dengan bahasa Inggris. Kemudian, ketidakpercayaan berbicara di depan publik, siswa membuat ruang debat dan pohon inspiratif sehingga mereka terbiasa berdikusi.

Untuk perundungan, lanjut Lilla, dengan menghasilkan smartwatch yang sensor deteksi bullying dari detak jantung dan ketika tombol bantuan menghubungkan ke aplikasinya serta adanya ruang konseling. Luaran kegiatan ini meliputi berupa peningkatan skor berpikir kritis siswa melalui pre–post test, video dokumentasi, testimoni siswa, modul pembelajaran, hingga publikasi di media daring dan jurnal ilmiah.

Kepala SMAN 5 Bandar Lampung Linda Krisnawati menyambut baik program ini karena dapat mendorong siswa lebih percaya diri, kritis, dan kreatif dalam menyelesaikan masalah sosial di lingkungan sekolah. “Kami berharap kegiatan ini berkelanjutan dan terus memberi manfaat bagi siswa sebagai calon social changemaker,” ujarnya.

Program pengabdian masyarakat ini juga menjadi wadah kolaborasi antara perguruan tinggi dan sekolah dalam membudayakan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning), sehingga menghasilkan generasi muda yang inovatif, adaptif, dan siap menghadapi tantangan masa depan. (**)

Tinggalkan Balasan