(pelitaekspres.com) – BANDAR LAMPUNG – Semangat inovasi dan kewirausahaan kian tumbuh di kalangan pelajar SMA. Hal ini tampak dalam kunjungan tim Inkubator Bisnis dan Teknologi (Inkubitek) Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya ke SMA Fransiskus Bandar Lampung, Kamis (23/10/25).
Kegiatan tersebut menjadi tindak lanjut dari ajang Youth Business Camp (YBC) Season 2, sekaligus langkah awal pembentukan Inkubator Bisnis Sekolah dan Komunitas Wirausaha Siswa di berbagai SMA di Lampung.
Salah satu sekolah yang paling mencuri perhatian dalam YBC Season 2 adalah SMA Fransiskus Bandar Lampung dengan inovasi bertajuk “Ecoprint” – karya kreatif yang memadukan nilai seni, kepedulian lingkungan, dan potensi bisnis.
Dipimpin oleh M. Christian M. G. bersama Kayla Metta Ariyani dan Michelline Gracia Ariana, tim Ecoprint menghadirkan berbagai produk ramah lingkungan seperti pakaian, tas, pouch, dan aksesori dengan motif alami dari daun dan bunga. Setiap produk memiliki sentuhan unik dan dapat disesuaikan (custom), menjadikannya bukan hanya karya seni, tetapi juga produk bernilai jual tinggi.
“Kami ingin menghadirkan ekosistem bisnis sejak dini. Siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung mempraktikkan bagaimana membangun usaha,” ucap Lilla Rahmawati, S.Sos., M.M., selaku Kepala Inkubitek IIB Darmajaya.
Lilla menegaskan, pembentukan Inkubator Bisnis Sekolah dan Komunitas Wirausaha Siswa merupakan langkah dalam menciptakan ekosistem kewirausahaan di lingkungan pendidikan. Melalui program ini, siswa didorong untuk mengembangkan ide, berinovasi, dan belajar langsung mengenai dunia usaha sejak dini.
Sementara itu, Dionisius Sumantri, S.Pd., guru pendamping tim Ecoprint SMA Fransiskus, turut mengapresiasi semangat siswanya. “Anak-anak sangat antusias mengembangkan ide Ecoprint ini. Mereka belajar bagaimana mengolah bahan alami menjadi produk bernilai jual, sekaligus menumbuhkan jiwa wirausaha,” ujarnya.
Dengan dukungan IIB Darmajaya, SMA Fransiskus Bandar Lampung optimistis bahwa Ecoprint tidak hanya menjadi karya kreatif, tetapi juga awal lahirnya gerakan bisnis hijau di kalangan pelajar. Kolaborasi ini diharapkan menginspirasi lebih banyak siswa untuk berani berkreasi, peduli lingkungan, dan membangun masa depan melalui wirausaha muda.(**)


