Gelaran Kriya Jemari 2025, Dekranasda Lampung Tegaskan Wastra Tapis sebagai Perpaduan Tradisi dan Inovasi

(pelitaekspres.com) -BANDAR LAMPUNG – Ketua Dekranasda Provinsi Lampung, Purnama Wulan Sari Mirza mengatakan, tema Kriya Jemari Tahun 2025 “Merajut Tradisi, Menenun Inovasi”

dipilih untuk menegaskan esensi wastra Lampung, khususnya Tapis, yang merupakan hasil perpaduan harmonis antara nilai-nilai luhur tradisi warisan leluhur dan sentuhan kreativitas dari generasi masa kini.

Hal tersebut disampaikan Wulan Mirza saat membuka gelaran hari kedua Kriya Jemari Tahun 2025, di Gedung Graha Wangsa, Jumat (21/11/2025).

​“Setiap helai tapis, setiap sulaman, setiap anyaman dari perajin kami lahir dari perpaduan leluhur yang dibarengi dengan kreativitas generasi masa kini,” jelas Wulan Mirza.

Wulan Mirza kemudian mengungkapkan bahwa Pameran Kriya Jemari merupakan transformasi dari gelaran Lampung Craft sebelumnya, dengan tujuan utama untuk menanamkan dan membangkitkan semangat generasi muda dalam melestarikan budaya lokal.

Di kesempatan yang sama, Ketua Dekranasda Provinsi Lampung menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas kehadiran Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang dinilai sebagai bentuk dukungan besar bagi Dekranasda dan Budaya Provinsi Lampung. Wulan Mirza juga mengapresiasi Menteri Fadli Zon yang berkenan mengenakan langsung Peci Maduaro dari Kabupaten Tulang Bawang dan Wastra dari Pesawaran.

“Terima kasih kepada pak Menteri Kebudayaan beserta jajaran yang telah berkenan hadir. Bukan hanya hadir, tetapi Bapak Menteri dan jajaran tadi meninjau hasil-hasil karya perajin dari 15 Kabupaten/Kota Provinsi Lampung,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan pentingnya penyelenggaraan pameran sebagai sarana promosi budaya. Terkait relevansi tema Kriya Jemari Tahun 2025 “Merajut Tradisi, Menenun Inovasi”, menurutnya, pemajuan kebudayaan tidak cukup hanya dengan melindungi tradisi, tetapi harus diperluas melalui pemanfaatan dan pengembangan yang visioner.

​“Budaya tidak boleh kita anggap sebagai beban, juga bukan sekadar identitas. Budaya harus kita jadikan aset nasional, National Treasure kita, yang mampu menciptakan Cultural and Creative Industry (CCI),” ujar Menteri Fadli Zon.

Ia mencontohkan kekayaan Wastra Lampung yang mencakup motif, teknik, dan ragam yang luar biasa sebagai modal penting untuk inovasi fesyen dan ekonomi kreatif, didukung oleh kreativitas generasi Milenial dan Gen Z.

Menteri Fadli Zon juga mengingatkan bahwa upaya memajukan kebudayaan adalah tugas kolektif seluruh komponen bangsa. Hal ini sesuai dengan amanat konstitusi, yaitu Pasal 32 Ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945: “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”.

Lebih lanjut, Menteri Kebudayaan menyatakan komitmen untuk memperjuangkan Tapis Lampung bersama dengan Wastra sejenis lainnya seperti Tenun, Songket, dan Ikat, agar dapat diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh UNESCO, menyusul jejak Batik yang telah diakui pada tahun 2009. Upaya ini akan dilakukan melalui skema Joint Nomination atau Extension List di UNESCO.

Adapun rangkaian acara pada hari kedua gelaran Kriya Jemari Tahun 2025 meliputi ​Parade Wastra yang diperagakan oleh masing-masing Ketua Dekranasda dari 15 Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung, ​Parade Karya “JK Style” dari IAD Lampung dan malam ​Grand Final Pemilihan Putra-Putri Wastra Provinsi Lampung Tahun 2025 yang diikuti oleh para pelajar dari tingkat SMA/SMK dan Universitas se-Provinsi Lampung.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Dekranasda Provinsi Lampung Purnama Wulan Sari Mirza, Wakil Gubernur Jihan Nurlela dan Ketua DWP Provinsi Lampung Agnesia Bulan Marindo turut tampil memperagakan Busana Wastra Lampung.

Tinggalkan Balasan