(pelitaekspress.com) – MANOKWARI – Memasuki kuliah semester 2 (dua) tahun ajaran 2020/2021, perwakilan mahasiswa dari berbagai fakultas dilingkungan UNIPA yang tergabung dalam Forum Mahasiswa/i Peduli Kampus UNIPA Manokwari melakukan protes kepada pihak kampus yang berlangsung didepan rektorat UNIPA Senin, 1/02/2021.
Berdasarkan Seruan Aksi yang diterima media, 2 poin utama yaitu Menuntut Pihak Rektorat Menurunkan Biaya SPP dan Menolak Kuliah Online. Aksi yang terjadi didepan Rektorat ini dipimpin oleh Agung Yual selaku Korlap aksi dan sekretaris Yuliance selaku Sekretaris Korlap.
Aksi yang dilakukan didepan rektorat UNIPA ini, meminta agar kuliah tatap muka segera diberlakukan oleh pihak Rektorat, mengingat banyak kendala yang dialami mahasiswa selama kuliah online.
Berbagai kendala kuliah selama ini, menjadi alasan utama mahasiswa yang melakukan aksi demo kemarin. Seorang peserta aksi mahasiswa Yano “Kami mahasiswa merasa selama ini dirugikan sekali, sebab kami bayar SPP namun tidak mendapat ilmu secara baik, teiak Yano didepan masa aksi”.
Menurutnya Kenapa Pandemi Covid-19, tetapi aktivitas rektorat hingga proyek-proyek yang dilakukan UNIPA tetap berjalan, sementara kuliah tatap muka diabaikan terangnya.
“Lanjutnya mahasiswa akan melakukan pemalangan fakultas diarea kampus UNIPA hingga mendapat kepastian adanya pertemuan mahasiswa dengan Rektor ungkapnya”.
“Kami akan palang kampus sampai rektor bertemu kami untuk menjawab aspirasi kami tegasnya”. Satu alasan utama bahwa tidak semua orangtua mamhasiswa mampu membiayai paket data internet, apalagi mahasiswa masih membayar SPP keluhnya.
Kepada media diketahui bahwa aksi awalnya protes melalui penyampaian aspirasi kepada pihak kampus UNIPA ini, kemudian melebar ke pemalangan fakultas dan mengusir dosen segra keluar ruangan untuk meninggalkan areal kampus.
Menurut seorang dosen yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan bahwa aksi yang terjadi senin 01/02/2021 siang di lingkungan itu benar, kondisinya kami ada dosen yang masih dalam ruangan sedang beres-beres berkas/menyimpan malah sampe dibentuk dan didorong keluar, suatu sikap yang sangat disayangkan ungkapnya.
Ketika demo itu, saya berada dalam “kerumunan” pendemo saat di Gedung, perlu diketahui bahwa saya sebagai dosen tidak menolak jika mahasiswa hendak menyampaikan pendapatnya, karena itu hak mereka.
Namun perlu diperhatikan bahwa dalam menyampaikan apa yang menjadi hak mereka, ada hak orang lain dan aturan-aturan yang tidak boleh mereka langgar, sehingga jika mereka taat akan hal ini, tentu cara menyampaikan pendapat mereka bukan seperti tadi tegasnya.
Demo tadi pagi (kemarin), mereka rata-rata tidak lagi memperhatikan Tata Krama dalam relasi antar mahasiswa dengan mahasiswa dan relasi antar mahasiswa dengan dosen keluhnya.
Mereka mengancam mahasiswa yang tidak bergabung dalam kelompok mereka, mereka mengancam dosen, bahkan mengusir dosen dari kantor, bukan hanya dosen biasa, pimpinan Fakultas pun mereka usir dan dorong-dorong karena mereka hendak palang gedung ungkapnya.
Kata-kata yang mereka gunakan, ; Keluar-keluar, kami palang gedung ini sampai tuntutan kami dipenuhi, Kamu mahasiswa jangan coba-coba buka palang ini, (lalu mereka melihat ke arah saya, dan berkata “dosen juga tidak boleh buka palang tegas siswa itu. Kamu dosen itu ada karena kami mahasiswa, Kami yang bayar kamu dosen uraiannya.
Pada kondisi ini saya hanya diam dan tetap menatap mereka sambil berusaha mengenali apakah ada mahasiswa dari fakultas kami atau tidak, ternyata tidak ada 1 pun yang saya kenali tuturnya.
Saya juga sempat bersitegang dengan mereka karena mereka menurunkan portal jalan, sehingga menghalangi kendaraan saya yang mau keluar (pulang) sesuai apa yang mereka minta.
Sekalipun rata-rata pendemo seperti apa yang saya sampaikan, tapi ada 1 orang mahasiswa yang masih menaruh rasa hormat dan segan pada dosen, dia mau berbicara baik-baik dengan saya dan menyampaikan agar memilih jalan yang tidak ada kerumunan pendemo bebernya.
Puji Tuhan pada akhirnya saya bisa keluar dari kerumunan dan pulang ke rumah dengan selamat bebernya.
Hingga berita ini dipublis, media telah menghubungi Rektor dan Wakil rektorat Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, belum ada tanggapan resmi oleh Rektor/ pihak kampus guna merespon aspirasi mahasiswa yang berujung pada pemalangan rektorat UNIPA. (ed.zri).

