(pelitaekspres.com) –BANDAR LAMPUNG – Komitmen Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya dalam riset kembali ditunjukkan dengan salah satu dosennya Assoc. Prof. Dr. Muhammad Said Hasibuan, M.Kom., berhasil lolos sebagai penerima pendanaan dalam Program Hilirisasi Riset – Pengujian Model dan Prototipe Tahun Anggaran 2025 yang digulirkan oleh Kementerian Pendidikan, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemdiktisaintek RI). Keberhasilan ini menempatkan nama Darmajaya dalam jajaran kampus yang berkontribusi aktif terhadap transformasi riset menjadi inovasi yang aplikatif di masyarakat.
Adapun program yang diusung berjudul “Prototipe Deteksi Gaya Belajar VARK Memanfaatkan Prior Knowledge”. Program ini bertujuan untuk mengembangkan prototipe berbasis teknologi yang dapat mendeteksi gaya belajar siswa berdasarkan model VARK (Visual, Auditori, Read/Write, dan Kinestetik) dengan memanfaatkan pengetahuan awal (prior knowledge) siswa.
Dr. Muhammad Said Hasibuan mengungkapkan bahwa program ini menjadi jembatan penting bagi para peneliti untuk membawa hasil risetnya keluar dari laboratorium menuju dunia nyata. “Hasil penelitian seharusnya tidak hanya menjadi koleksi jurnal, tapi juga menjadi solusi konkret atas permasalahan masyarakat dan industri. Program ini membuka jalan ke arah itu,” ujarnya.
Ia menyebut, pendanaan ini akan digunakan untuk mengembangkan prototipe yang siap diuji coba pada sektor pendidikan, dengan harapan bisa ditindaklanjuti dalam bentuk implementasi nyata atau kerja sama komersial.
Rektor IIB Darmajaya, RZ Abdul Aziz, S.T., M.T., Ph.D., menyambut baik pencapaian ini dengan penuh rasa bangga dan mengapresiasi kontribusi Dr. M. Said Hasibuan sebagai bagian dari penguatan reputasi akademik Darmajaya di tingkat nasional. Menurutnya, prestasi yang diraih Dr. M. Said Hasibuan bukan hanya bentuk pengakuan terhadap kompetensi individu, tetapi juga mencerminkan komitmen institusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan berbasis kebutuhan masyarakat.
“Prestasi ini menunjukkan bahwa para dosen Darmajaya memiliki kapabilitas riset yang diakui secara nasional. Kami akan terus mendukung budaya riset yang kuat dan mendorong kolaborasi yang berdampak nyata,” tegasnya.
Lebih dari sekadar pencapaian pribadi, keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi civitas academica untuk terus berkarya dan menjadikan riset sebagai instrumen perubahan sosial. Di tengah arus revolusi industri dan transformasi digital, riset terapan seperti ini menjadi kunci dalam mewujudkan masyarakat yang adaptif, mandiri, dan inovatif. (**)