(pelitaekspres.com) –BANDAR LAMPUNG – Di tengah derasnya arus perkembangan teknologi, generasi muda dituntut tak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pencipta dan penggerak inovasi digital. Pesan ini disampaikan oleh Dr. Muhammad Said Hasibuan, M.Kom., Dekan Fakultas Ilmu Komputer Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya, saat menjadi narasumber dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB) Jinarakkhita Lampung Tahun Akademik 2025/2026.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, 21–23 Juli 2025, di Ruang Multifungsi Kampus STIAB Jinarakkhita ini menghadirkan sejumlah tokoh lintas sektor yang memberikan inspirasi serta wawasan kebangsaan, sosial, dan teknologi kepada para mahasiswa baru. Narasumber lainnya antara lain: Ipda Hendri Purna Irawan (Kanit Idik II Sat Reskrim Polres Lampung Barat), Sariyono, S.Ag., M.Si. (Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Provinsi Lampung), Dwi Hafsah Handayani, S.Psi. (Tim Profesi UPTD PPA Provinsi Lampung), dan I Ketut Suhandrika, S.Sn., M.Si. (Analis Jabatan Fungsional Bidang Ekonomi Kreatif, Disparpora Kabupaten Lampung Timur).
Kehadiran Dr. Said—yang juga dikenal sebagai pakar teknologi di IIB Darmajaya—menjadi salah satu sorotan utama dalam forum tersebut. Ia menyampaikan materi bertajuk “Literasi Digital, AI, dan Transformasi Teknologi untuk Generasi Muda”, yang membuka cakrawala mahasiswa baru mengenai pentingnya literasi digital di era kecerdasan buatan. “Generasi muda hari ini adalah aktor utama dalam transformasi digital. Kunci suksesnya adalah literasi digital yang kuat, pemahaman terhadap kecerdasan buatan, serta kemampuan adaptif terhadap perubahan,” tegas Dr. Said.
Sebagai dosen dari perguruan tinggi berbasis teknologi terkemuka di Lampung, keterlibatan Dr. Said dalam kegiatan ini juga menjadi bentuk rekognisi terhadap kontribusi IIB Darmajaya di ranah edukasi teknologi. Dr. Said mencontohkan bagaimana Artificial Intelligence (AI) telah diimplementasikan secara luas di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, layanan publik, hingga ekonomi kreatif. Menurutnya, mahasiswa tidak boleh hanya menjadi konsumen digital, tetapi harus mampu berperan aktif dalam membentuk lanskap teknologi masa depan.(**)