Dosen dan Mahasiswa Darmajaya Kembangkan AI untuk Deteksi Dini Diabetes, Tembus Jurnal Sinta 5

(pelitaekspres.com) –BANDAR LAMPUNG — Diabetes melitus menjadi penyakit kronis yang kerap dijuluki silent killer dan menjadi salah satu banyak penyebab kematian di Indonesia. Penyakit ini tidak hanya menyerang jutaan orang di dunia, tetapi juga sering kali baru terdeteksi setelah menimbulkan komplikasi serius. Menyadari pentingnya deteksi dini, tim peneliti dari Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya menghadirkan inovasi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk membantu diagnosis awal penyakit tersebut.

Riset berjudul “Evaluasi Performa Random Forest, XGBoost, dan LightGBM dalam Diagnosis Dini Diabetes Mellitus” ini telah dipublikasikan pada Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Komputer (JUPITER) Vol. 17 No. 2 Tahun 2025, yang telah terakreditasi Sinta 5. Tim peneliti terdiri atas dosen dan mahasiswa, yakni Hendra Kurniawan, S.Kom., M.T.I., Asmaul Dwi Akbar, Nicholas Svensons, Yandi Jaya Antonio, Sri Karnila, S.Kom., M.T.I., Egi Safitri, S.Mat., M.Si., dan Nurjoko, S.Kom., M.T.I. Kolaborasi ini menunjukkan bagaimana keterlibatan mahasiswa dalam riset nyata mampu menghasilkan karya yang berkontribusi pada dunia kesehatan.

“Kami ingin memanfaatkan teknologi machine learning untuk membantu tenaga medis mengambil keputusan lebih cepat dan akurat. Random Forest terbukti memberikan hasil terbaik dengan skor AUC 86 persen, yang artinya memiliki kemampuan tinggi dalam mendeteksi potensi diabetes sejak dini,” jelas Hendra Kurniawan, penulis pertama sekaligus dosen Prodi Sains Data IIB Darmajaya saat diwawancarai pada Senin (26/8/2025).

Dalam penelitian ini, data diambil dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) yang berisi 768 sampel dengan sembilan fitur penting, seperti kadar glukosa, tekanan darah, hingga indeks massa tubuh. Data tersebut diproses dengan teknik modern, termasuk data preprocessing, metode penyeimbangan SMOTE, serta evaluasi model menggunakan akurasi, presisi, recall, F1-score, dan Area Under the Curve (AUC). Hasil uji membuktikan bahwa algoritma Random Forest unggul dibandingkan dua algoritma lain, yakni XGBoost (83 persen) dan LightGBM (82 persen).

Lebih lanjut, Hendra menegaskan bahwa riset ini bukan untuk menggantikan peran dokter, melainkan menjadi sistem pendukung yang dapat membantu pengambilan keputusan medis. “Kalau teknologi ini bisa diintegrasikan dengan layanan kesehatan, pasien bisa memperoleh diagnosa awal lebih cepat, sementara dokter terbantu dalam memberikan penanganan yang tepat. Inilah harapan besar kami,” tambahnya.

Bagi mahasiswa yang terlibat, publikasi di jurnal terakreditasi menjadi pengalaman berharga. “Ini bukti bahwa mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga bisa menghasilkan penelitian yang berdampak luas. Publikasi di jurnal Sinta tentu menjadi kebanggaan tersendiri,” ujar Asmaul Dwi Akbar, salah satu anggota tim mahasiswa.

Publikasi riset ini memperkuat reputasi IIB Darmajaya dalam menghasilkan penelitian inovatif yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Dengan dukungan riset kolaboratif, diharapkan karya semacam ini dapat terus dikembangkan hingga benar-benar bermanfaat di dunia medis, khususnya dalam memerangi diabetes yang menjadi ancaman global.

Untuk pendaftaran mahasiswa baru IIB Darmajaya, silakan kunjungi laman resmi di #UniversitasTerbaik pmb.darmajaya.ac.id. Informasi lebih lanjut juga dapat diperoleh dengan menghubungi narahubung yang tersedia 24 jam melalui nomor 08117972244 atau 082306097566.(**)

Tinggalkan Balasan