Coffee Morning di Mahan Agung Jadi Wadah Kolaborasi Pemerintah dan Dunia Usaha untuk Mendorong Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan

(pelitaekspres.com) –BANDARLAMPUNG– Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal membuka ruang dialog untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan dunia usaha melalui acara Coffee Morning di Mahan Agung, Rumah Dinas Gubernur Lampung, Bandarlampung, Jum’at (7/11/2025).

Gubernur Mirza menegaskan komitmen untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan dunia usaha sebagai pilar utama dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Pertemuan ini merupakan sebuah ruang diskusi yang dirancang bukan untuk sekadar berbicara formalitas, tetapi juga untuk mendengar dan tidak hanya sekedar ruang diskusi tetapi merupakan sebuah percepatan pembangunan.

“Acara ini kami selenggarakan sebagai ruang dialog yang hangat dan terbuka untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan dunia usaha. Dunia usaha adalah lokomotif ekonomi daerah, dan birokrasi harus menjadi mesin pendorong di belakangnya,” ujar Gubernur Mirza.

Gubernur Mirza menjelaskan bahwa selama delapan bulan terakhir, Pemprov Lampung fokus melakukan pembenahan birokrasi agar lebih pantas dan responsif terhadap kebutuhan dunia usaha.

Menurutnya, reformasi birokrasi menjadi fondasi penting agar pemerintah mampu melayani dan memfasilitasi pelaku ekonomi.

“Birokrasi harus paham kebutuhan dunia usaha, yaitu daya saing. Tugas kami memastikan Lampung memiliki daya saing yang kuat melalui regulasi, pelayanan dan kebijakan yang mendukung pertumbuhan,” ujarnya.

Dalam paparan tersebut, Gubernur Mirza menegaskan tiga fokus utama pembangunan ekonomi daerah, yakni meningkatkan daya saing daerah dan dunia usaha, memperkuat sumber daya manusia (SDM) yang unggul serta meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang berkeadilan.

“SDM adalah kunci utama daya saing. Saat ini Lampung berada di peringkat 26 nasional dalam kualitas SDM. Dengan 71% penduduk usia produktif, kami ingin memastikan tenaga kerja kita memiliki kompetensi yang mampu bersaing dan menunjang dunia usaha,” jelasnya.

Secara ekonomi, Gubernur Mirza mengungkapkan bahwa Provinsi Lampung kini menempati posisi keempat tertinggi di Sumatera berdasarkan PDRB, dengan sektor pertanian sebagai penyumbang utama sebesar Rp150 triliun.

“Kita ingin meningkatkan hilirisasi hasil pertanian agar nilai tambahnya dinikmati di Lampung, bukan di luar daerah. Industri pengolahan singkong, gula, kopi, jagung, dan pisang akan terus kita dorong,” ungkapnya.

Beberapa komoditas unggulan Lampung antara lain padi (19 triliun), jagung (15 triliun), ubi kayu (10 triliun), pisang (25 triliun), dan kopi (8,4 triliun).

Gubernur Mirza menegaskan bahwa Pemprov Lampung berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi di sektor-sektor tersebut, sejalan dengan arahan pemerintah pusat dalam memperkuat ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan.

Ia juga memaparkan strategi perbaikan infrastruktur untuk mendukung konektivitas hasil pertanian dari desa ke kota dimana Pemprov Lampung menyiapkan anggaran hingga Rp4,8 triliun untuk perbaikan jalan hingga tahun 2029, dengan prioritas pada jalur distribusi komoditas.

Selain itu, Pemprov Lampung juga menggagas program pembangunan dryer (alat pengering hasil panen) dan penguatan BUMDes produktif di ratusan desa melalui salah satu program prioritas, yakni Desaku Maju.

“Kami sedang memulai pilot project di 24 desa. Program ini akan menciptakan efisiensi besar bagi petani dan menambah pendapatan desa melalui BUMDes,” jelasnya.

Menurut Gubernur Mirza kebijakan ekonomi nasional yang mendorong kenaikan harga gabah dan jagung telah berdampak positif di Lampung dimana pendapatan petani naik signifikan, menciptakan perputaran ekonomi baru di wilayah perdesaan.

“Sekitar Rp9 triliun uang berpindah ke desa setiap tahun. Ini bukti bahwa ekonomi kita mulai bergerak dari bawah (bottom-up growth), bukan lagi trickle down,” ujarnya.

Dalam jangka menengah, Pemprov Lampung sendiri menyiapkan pengembangan kawasan industri dan pelabuhan logistik baru, serta mendorong terbentuknya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di dua wilayah potensial dengan insentif fiskal seperti tax holiday.

Selain itu, pembangunan ekstensi tol Lematang–Panjang dijadwalkan dimulai pada Mei 2026 untuk meningkatkan konektivitas ekonomi.

Menutup paparannya, Gubernur Mirza menegaskan visi besarnya untuk menjadikan Lampung sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di bagian barat Indonesia, seiring pergeseran jalur perdagangan global melalui ALKI I.

Gubernur Mirza juga meminta dukungan dunia usaha untuk bersama meningkatkan kualitas pendidikan menengah di Lampung.

Ia mengungkapkan bahwa saat ini, hanya sekitar 21% lulusan SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi, dan sebagian masih harus mengikuti pembelajaran remedial dasar.

“Saya butuh bantuan dunia usaha untuk meningkatkan kualitas sekolah dan pelatihan vokasi, karena SDM unggul adalah modal utama kita,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan