(pelitaekspress.com) – Yapen – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-16 LSM Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) di bumi Pertiwi Indonesia yang jatuh pada Sabtu 19 Juni 2021, Dewan Pimpinan Cabang LIRA Kabupaten Kepulauan Yapen melakukan kegiatan diskusi publik, di Aula Dinas Informasi dan Komunikasi Yapen pada Sabtu, 19/06/2021.
Kepada media, Bupati Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kabupaten Kepulauan Yapen, Ebzon Sembai, A.Md, bahwa sebagai wadah saluran informasi suara rakyat, LIRA telah menunjukkan eksistensinya dalam mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah baik pemerintah pusat, maupun daerah.
Dikatakan Bupati LIRA Yapen bahwa dengan usia ke-16 tahun menujukkan bahwa LIRA diumpakan sebagai seorang remaja yang menuju pada tahapan pemuda/ dewasa, apalagi di Yapen sendiri LIRA baru saja terbentuk beberapa waktu lalu, namun LIRA sendiri terus melakukan langkah-langkah konsolidasi dengan pembenahan internal lembaga tetapi juga mencoba untuk menyusun program-program prioritas sebagaimana diamanatkan oleh DPP LIRA secara berjenjang hingga kepada kami LIRA tingkat daerah urainya.
Kami LIRA Yapen hadir disini menjadi penting karena memiliki posisi strategis guna mengawal berbagai isu yang disuarakan rakyat. Salah satu isu yang mengemuka dipublik yaitu adanya respon public terhadap tingginya angka kematian pasien di RSUD Serui.
Kenapa kami berpikir dan merasa terpanggil dengan isu tersebut, dalam konteks isu HAM yang termuat dalam UUD 1945 itu menjadi penting, persoalan kebutuhan akan pelayanan publik terutama bagi pasien yang ingin memiliki pelayanan terbaik dari RSUD, sepertinya masih kurang dari harapan ungkap orang nomor satu di LIRA Yapen ini.
Kami tegaskan kembali bahwa isu pelayanan RSUD Serui yang belakangan ini semakin menurun, menunjukkan adanya kelalaian pemerintah daerah dalam menjaga bahkan memberikan serta meningkatkan pelayanan yang baik bagi warga Yapen sehingga akhir-akhir ini setiap kali kita mendengar berita kematian yang lambat tertolong oleh petugas tutur Sembai.
Pantauan kami dalam beberapa bulan terakhir ini, banyak pasien yang tidak tertolong ketika masuk RSUD Serui, dari sisi kemanusian “Kami protes” kenapa ini sering terjadi karena adanya kelalaian petugas dalam memberikan pelayanan yang maksimal sedih Bupati LIRA.
Beberapa contoh persoalan dalam pengamatan kami ketika pasien di UGD, seperti kurangnya petugas yang siap dalam 5 menit pertama guna memberikan pertolongan, Dokter yang tidak stembay dalam mengawasi kerja-kerja petugas dalam memberikan pertolongan pertama, Manajemen Kerja sesuai SOP RSUD yang masih kurang, masih dimintakan pengurusan administrasi yang mengakibatkan langkah pertama dalam memberikan pertolongan menjadi terlambat dll.
Sebab itu, dengan momen HUT Ke-16 LIRA di Indonesia, dapat kami mengajak para stakeholder terkait terutama dinas kesehatan, Pihak RSUD Serui, Para anggota DPRD Yapen serta para pemerhati persoalan kesehatan guna bisa duduk bersama untuk diskusi persoalan ini dan mencari solusi penyebab, namun dari undangan yang telah kami sampaikan tidak dipenuhi sehingga kami berharap dengan diskusi yang telah berlangsung tadi akan memberikan rekomendasi kebijakan bagi para pihak/ stakeholder.
Beberapa hal yang telah kami diskusi, kami mencoba untuk mendorong kepada pemerintah daerah lewat informasi yang disampaikan lewat media, maupun melalui anggota DPRD dalam konteks LSM LIRA di Yapen, itu akan kami lakukan bahkan sampai pada tingkat advokasi sebab menurut pemahaman kami itu fatal dengan persoalan hak publik di bidang kesehatan, tegas Bupati LIRA mengakiri pernyataan, (ed.zri).

