Bupati Jayawijaya Banua Minim Prestasi, Intelektual Muslim Jayawijaya Angkat Bicara

(pelitaekspres.com) – PAPUA – Sejak John Banua jadi Bupati Jayawijaya tanpa pembangunan, Anggaran begitu besar bernilai trilyunan rupiah untuk Kabupaten Jayawijaya yang berkisar 1,600 Trilyun Rupiah tanpa ada perubahan signifikan, entah uang bernilai besar itu menggendap kemana pergi larinya uang trilyunan itu, urai rilis Intelektual Muslim Jayawijaya Ismail Asso yang dikirim ke media, Rabu, 19/01/22.

Kata Asso, “semacam uang itu ada kaki pergi mengendap atau menguap begitu saja tanpa jejak sama sekali bagi perubahan masyarakat Jayawijaya sebagai sasaran utama dimana uang bernilai trilyunan dimaksudkan oleh Negara”,

Kepada media Intelektual Muslim Jayawijaya, Ismail Asso dari Walesi menguraikan komentarnya diatas dengan Layanan pembangunan Kabupaten Jayawijaya seperti semua fasilitas umum masih seperti semula tanpa ada perbaikan.

Jalan—Jalan utama dari dalam Kota Wamena, pinggiran hingga di Distrik seluruh Kabupaten Jayawijaya sama sekali belum satupun diaspal sejak John Banua pimpin Jayawijaya sebagai Bupati tahun 2018 lalu hingga kini tanpa terasa Tahun 2022 genap empat (4) Tahun berlalu tanpa ada perubahan perbaikan.

John Banua sepuluh tahun ikut menikmati sebagai Wakil Bupati dengan memborong seluruh proyek bernilai puluhan Milyar Rupiah kini jadi orang nomor satu Jayawijaya sebagai pengguna utama dana Otsus, apa yang sudah dibangun untuk dibanggakan? Nihil (kosong), ungkapnya.

Pertanyaannya adalah : Uang Rakyat Jayawijaya yang bernilai trilyunan rupiah itu disimpan dimana dan atau dipakai untuk apa?

Siapa yang tahu uang rakyat Jayawijaya bernilai trilyunan rupiah selama 4 tahun John Banua jadi Bupati Jayawijaya, uangnya dibawa kemana ataukah disimpan dan masuk rekening pribadi Bupati?

Coba Anda bayangkan fakta-fakta pelayanan publik dan fasilitas rakyat Jayawijaya yang tak pernah kunjung selesai malah diabaikan tanpa dibangun dan diperbaiki oleh Bupati ini yaitu :

  1. Jalan utama antar Kabupaten masih tanpa aspal misalnya Jalan Yahukimo – Jayawijaya, Nduga – Jayawijaya, Yalimo- Jayawijaya, Mamteng-Jayawijaya- Lanny Jaya-Jayawijaya, Pegubin – Jayawijaya. Apalagi  Jalan dalam Kota, sama sekali terabaikan, selama puluhan tahun diabaikan oleh Pemerintah, pengaspalan sejumlah ruas jalan antar kampung ke Distrik dan dari Distrik ke Kota Wamena, hingga hari ini seluruhnya jalan belum diaspal.
  2. Pelayanan umum untuk Jaringan Internet sangat lemah dan rusak diseluruh Jayawijaya apalagi dikampung belum terlayani baik.
  3. Lampu PLN (semua terkoneksi hingga Kampung-Kampung) tapi sayangnya sebagian sering padam dan Pemerintah lamban dalam hal mengatasinya (perbaiki).
  4. Pelayanan pendidikan, Mulai dari guru honorer yang belum diangkat PNS hingga mutu pendidikan yang sangat rendah, kelangkaan guru, fasiltas pendidikan yang sangat tidak memadai, lalu anggaran pendidikan yang wajib dianggarkan sesuai UU Otsus yang besarannya 30% itu dimakan oleh siapa dan digunakan untuk apa, bagi Kabupaten Jayawijaya sistem layanan pendidikan dan fasilitas untuk meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia yang berkualitas sangat rendah dibawah dari kata wajar.
  5. Bidang Kesehatan, RSUD Jayawijaya tak ubahnya tempat orang datang meninggal, bukan sebaliknya datang berobat sembuh. Kelangkaan alat-alat medis, manajemen RSUD yang kurang profesional terlihat dari wajah secara keseluruhan RSUD Wamena. Belum lagi gaji tenaga medis yang tak dibayar berbulan-bulan, kelangkaan Dokter Spesialis, harga obat sangat mahal, praktek penjualan obat generik oleh pihak tertentu di Apotik yang harus ditebus dengan sangat mahal oleh pasien RSUD dll.Menurut saya kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya dan Direktur RSUD Jayawijaya harus di evaluasi, menggingat angka kematian rakyat Jayawijaya tidak wajar diatas angka abnormal sangat tinggi, tak sebanding dengan angka kelahiran yang sangat rendah malah bahkan setiap bayi lahir selalu meninggal, ucap Asso dalam pesan rilisnya.

    Tingkat kesehatan rakyat Jayawijaya mungkin yang sangat terburuk didunia karena dibawah normal dan fasilitas kesehatan secara umum Kabupaten Jayawijaya sangat rendah. Padahal ini menyangkut nyawa manusia dan kelangsungan hidup manusia Jayawijaya yang sangat memprihatinkan.

  1. Regulasi soal harga BBM di Kabupaten Jayawijaya harus diatur dan penjulan harga BBM oleh pedagang eceran masih amburadul antara harga yang diatur oleh pemerintah dengan pedagang BBM eceran sangat mahal hingga 2 sampai 3 kali lipat harga oleh karena POM BENSIN tidak beroperasi normal. Disini ada oknum tengkulak bermain harga dengan tidak beroperasinya POM Bensin Pertamina.Hemat saya pembangunan Jayawijaya secara keseluruhan hingga saat ini, kami memberikan raport angka merah kepada Bupati Jayawijaya John Banua. John Banua minim bahkan nihil prestasi selama jadi Wakil Bupati selama 10 tahun bersama JWW hingga saat ini sejak 2018-2022 (4 Tahun) menjadi Bupati Jayawijaya tidak ada prestasi malah yang ada terlalu banyak masalah.

    Solusinya bagi saya tiada lain selain mundur dari jabatan Bupati Jayawijaya karena gagal total membawa rakyat Jayawijaya sejahtera, aman damai, maju dan menikmati pembangunan atau rakyat Jayawijaya boleh membangun dirinya sendiri karena uang rakyat Jayawijaya sangat besar bernilai trilyunan rupiah, pintanya tegas dalam pesan rilisnya.

    Kedepan yang harus jadi Bupati Jayawijaya sesuai semangat UU OTSUS  No. 21, yang berhak maju dan menjadi Bupati Jayawijaya harus Putera Daerah sendiri yang memahami aspek Sosiologi, Antropologi dan Karakter serta Adat Budaya masyarakat lokal adalah putra daerah Jayawijaya sendiri.

    Sebagaimana hal sama berlaku dan sudah dipimpin oleh Putera Daerah sendiri di seluruh Kota dan Kabupaten Pegunungan Tengah Papua, tutup isi pesan Intelektual Muslim Jayawijaya Ismail Asso ke media. (ed:zri).

Tinggalkan Balasan