(pelitaekspres.com) – SERUI – Terik matahari tak mampu menyembunyikan getar haru di wajah Bupati Kepulauan Yapen, Benyamin Arisoy, saat memberikan penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih. Di tahun pertamanya memimpin upacara detik-detik Proklamasi bersama Wakil Bupati Roi Palunga, sorot matanya yang berkaca-kaca menjadi saksi bisu betapa berat, mulia, dan sakralnya amanah ini.

Di hadapan ribuan pasang mata yang memenuhi Stadion Marora, genderang waktu berhenti sejenak. Langkah tegap Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), putra-putri terbaik SMA/SMK se-Yapen, mengiringi bendera pusaka menuju tiang utama. Hening menyelimuti stadion, hanya terdengar desiran angin yang seolah ikut berdoa bersama rakyat Yapen. Lantunan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dibawakan oleh Paduan Suara STKIP Serui pun berkumandang, mengiringi Merah Putih perlahan berkibar di tiang utama.
Di panggung kehormatan, para pemimpin daerah berdiri memberi hormat: Forkopimda, pimpinan OPD, tokoh masyarakat, pemuda, agama, veteran, hingga paguyuban daerah. Namun sorot mata publik terarah pada satu momen: Bupati dan Wakil Bupati Yapen yang dengan dada bergetar, menahan luapan haru saat merah putih perlahan berkibar.

Tema besar tahun ini, “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, seolah menemukan maknanya di sini. Bahwa kemerdekaan bukan sekadar ritual tahunan, melainkan janji yang diwariskan. Janji yang kini berada di pundak para pemimpin dan generasi muda.
Di sela barisan masyarakat, tampak para pelajar, mahasiswa, ASN, TNI/Polri, hingga pasukan drumband berdiri tegap, menyatu dalam semangat kebangsaan. Di sisi lain, Ny. Dina L. Rumbiak Arisoy bersama Ketua Persit Kartika Chandra Kirana dan Ketua Bhayangkari, turut menguatkan suasana dengan doa yang tak terucap, tapi terasa hadir dalam setiap detik pengibaran bendera.

Upacara ini bukan sekedar peringatan, melainkan renungan bersama. Renungan tentang darah yang telah ditumpahkan, tentang pengorbanan yang pernah menggetarkan bumi pertiwi. Dan di balik salut hormat seorang Bupati dan Wakil Bupati, ada pesan yang begitu dalam: bahwa kemerdekaan ini harus dijaga dengan air mata, dengan keringat, dan dengan cinta yang tulus untuk negeri.


