(pelitaekspres.com) –PALEMBANG- Euforia kemenangan membuncah di Kota Palembang pada Senin (3/11/2025) sore. Suara klakson kendaraan berpadu teriakan penuh sukacita dari ratusan masyarakat dan atlet sepak bola yang mengarak piala serta medali emas keliling kota. Momentum ini bukan sekadar perayaan, melainkan penutup penantian panjang selama 23 tahun tanpa gelar cabang olahraga (cabor) sepak bola pada ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumatera Selatan.
Rombongan konvoi memulai perjalanan dari Kantor Askot PSSI Kota Palembang di Jalan Mayor Santoso, Kecamatan Ilir Timur I. Dua unit mobil pick-up menjadi panggung kemenangan para punggawa tim sepak bola Palembang. Mereka berdiri gagah sambil mengangkat trofi dan medali emas, menunjukkan prestasi yang membanggakan kepada masyarakat.
Arakan itu kemudian melintasi rute protokol kota: Jalan A. Rivai, Jalan Merdeka dan singgah sejenak di halaman kantor Wali Kota Palembang, Jalan Jenderal Sudirman di sekitar Masjid Agung, lalu kembali ke Kantor Askot PSSI Palembang. Sepanjang perjalanan, masyarakat yang melihat turut melambaikan tangan, merekam momen, dan meneriakkan yel-yel dukungan.
Kemenangan ini seolah menegaskan kembali identitas Palembang sebagai kota olahraga, sekaligus menghidupkan kembali kejayaan sepak bola “Wong Kito” yang sempat redup di level provinsi.
Harapan yang tertunda selama lebih dari dua dekade akhirnya terwujud. Tim sepak bola Palembang mengakhiri dahaga gelar setelah bekerja keras sepanjang turnamen Porprov XV di Musi Banyuasin (Muba).
“Ini bukan hanya kemenangan biasa. Ini simbol kebangkitan sepak bola Palembang,” ujar Ketua Askot PSSI Palembang, Mohammad David dalam sambutannya.
David menegaskan bahwa keberhasilan ini lahir dari kerja sama banyak pihak—pemerintah kota, para pelatih, pemain, hingga dukungan masyarakat. “Medali emas ini sudah sangat kita nantikan selama 23 tahun. Akhirnya, Palembang kembali menunjukkan dominasinya, bukan hanya di Sumsel, tapi juga menjadi modal untuk bersaing di level nasional,” tuturnya.
Menurutnya, pencapaian ini menjadi bukti bahwa pengembangan sepak bola Palembang sedang berada di jalur tepat. Banyak talenta muda kota yang kini berani bermimpi besar, bercita-cita meneruskan prestasi putra-putra terbaik daerah di lapangan hijau.
Perayaan kemenangan itu juga menjadi bukti nyata kolaborasi antara Askot PSSI Palembang dan Pemerintah Kota di bawah kepemimpinan Wali Kota Ratu Dewa, yang juga merupakan mantan Presiden PS Palembang.
David menyebut dukungan pemerintah menjadi salah satu faktor kunci di balik keberhasilan ini. “Ini kolaborasi. Dalam pemerintahan Pak Ratu Dewa, kita melihat komitmen nyata terhadap pembinaan atlet. Beliau turun langsung memberikan motivasi, hadir di lapangan, dan mendukung para pemain bertanding,” ungkapnya.
Langkah pemerintah bukan hanya hadir secara seremonial, tetapi ikut mengawal perkembangan sepak bola sejak level akar rumput. Program pelatihan, kompetisi usia dini, hingga dukungan fasilitas menjadi prioritas dalam beberapa tahun terakhir dan hasilnya kini mulai terlihat.
Wali Kota Palembang Ratu Dewa menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian tim sepak bola Palembang. Ia menyebut moment ini sebagai “awal kebangkitan” olahraga paling populer di kota ini.
“Sebagai Wali Kota, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemain, pelatih, official, Askot PSSI, Dispora, dan tentu para orang tua atlet yang telah mendukung penuh. Ini bukan akhir, ini justru awal dari kebangkitan sepak bola Palembang,” kata Ratu Dewa.
Ratu Dewa bahkan memberikan tali asih senilai Rp20 juta sebagai bentuk apresiasi pribadi atas perjuangan tim. Gestur ini mendapat sambutan meriah dari para pemain, memperlihatkan kedekatan emosional antara pemimpin kota dan para atlet kebanggaan daerah.
Sebagai figur yang pernah merasakan dinamika kompetisi sepak bola dari dekat saat memimpin PS Palembang, Ratu Dewa memahami betul beratnya proses menuju prestasi. “Saya tahu betul suka dukanya. Perjuangan mereka luar biasa,” ungkapnya.
Meski kemenangan ini terasa istimewa, baik pemerintah maupun Askot PSSI menegaskan bahwa prestasi ini bukan garis finis. Target lanjutan sudah menanti: menjaga konsistensi, memperkuat pembinaan usia dini, serta membawa Palembang lebih maju pada kompetisi tingkat nasional.
“Kita tidak boleh puas. Tantangan sejati adalah mempertahankan dan meningkatkan prestasi,” pungkas David.
Ratu Dewa pun menambahkan, “Kita akan terus perkuat fasilitas olahraga, penyaringan bakat muda, dan penyediaan kompetisi rutin. Palembang harus kembali menjadi barometer sepak bola Sumsel dan Indonesia.”
Arak-arakan pun ditutup dengan doa bersama di halaman Kantor Askot PSSI, sebagai bentuk syukur dan harapan untuk masa depan sepak bola Palembang. (Ning)


