(pelitaekspres.com) –WAMENA- Kota Wamena bukan Medan Pertempuran, demikian dikatakan Gubernur LSM LIRA Papua menyikapi situasi di ibu kota provinsi Papua Pegunungan Tengah tersebut, kami harapkan pendekatan persuasif oleh aparat, kami orang Papua juga merasa sedih dengan melihat kenyataan Orang Asli Papua terus berkawan dengan peluru tajam, bahkan sampai kejadian kemarin di Kabupaten Jayawijaya, tragedi itu terulang kembali, kenapa masih saja situasi sosial masyarakat justru dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak menginginkan adanya kedamaian dan kesejahteraan di Ibu Kota Provinsi Papua Pegunungan Tengah tersebut.
Kepada Presiden Jokowi, Gubernur LSM Lira Provinsi Papua Toenjes Swansen Maniagasi, S.H meminta ketegasan pemerintah dalam merespon situasi ini, hal-hal seperti ini semakin membuat rasa apatis dari orang asli Papua untuk merasa bagian integral dari Indonesia, tolong sekali pak Presiden, pak Kapolri, panglima TNI, Kepala BIN, Kepala BAIS, juga Kepala BNPT, dan juga Menkopolhukam untuk tidak lagi mengunakan pendekatan militeristik kepada masyarakat secara khusus di Jayawijaya dan seluruh pegunungan tengah Papua, ini hanya membuat apa yang sudah dilakukan pemerintah menjadi mentah kembali terutama di dunia internasional.
Pemekaran Wilayah untuk membentuk kesejahteraan dan keadilan bagi orang asli Papua, oleh sebab itu LIRA Papua mengutuk para provokator yang mengakibatkan lahirnya aksi masa tersebut, dan mendukung penuh POLRI maupun TNI untuk menangkap penyebar hoax penculikan anak tersebut.
Bagi keluarga sebangsa Papua secara khusus di Kabupaten Jayawijaya dan juga kabupaten tetangga yang berada di Pengunungan Tengah Papua untuk tidak terprovokasi saat isu-isu yang justru menyusahkan kita masyarakat banyak, kembali pulih lah kota Wamena, pulih lah masyarakat di kabupaten jayawijaya.
Sedikit berkisah, TSM julukan Pria kelahiran 22 Februari tersebut berkisah bahwa satu waktu saat masih hidup, ayahanda alm. Lukas Maniagasi menyampaikan bahwa, alasan kenapa mereka para pelaku justru memilih tanah Papua diintegrasikan ke Indonesia yaitu mereka hanya ingin agar orang Papua menjadi maju dan sejahtera, bukan berhadapan dengan senjata seperti ini, hal tersebut sangat jauh dengan cita-cita kami para pelaku Pepera 1969 mengintegrasikan tanah ini, sambil bercerita air matanya mengalir mengenang Proses Pepera tersebut.
LSM Lira Provinsi Papua menyampaikan Turut berbelasungkawa kepada korban jiwa masyarakat sipil terhadap tragedi 23 Februari 2023 di Kota Wamena, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memulihkan Kota Wamena dan seluruh masyarakat di Jayawijaya, demikian ungkapan hati dari anak sulung dari Tokoh Gereja KINGMI Papua mendiang Purn. TNI AL Alm. Lukas Maniagasi, yang adalah seorang pelaku sejarah pelaksanaan Pepera 1969 yang bertindak sebagai Dewan Pengawas Pepera, yang juga merupakan Putra Papua pertama yang menjadi anggota TNI AL dan tercatat dalam sejarah patriot “Jalesveva Jayamahe”.(Yohanis)