(pelitaekspres.com) -YAPEN, – Kepada media, salah satu penumpang bernama Abdulah yang menumpang KM Kayu Istanah Bermuatan 7 Penumpang dan 5 ABK yang selamat dari hantaman gelombang laut dan angin, menceritakan bahwa kamis tanggal 31 Maret 2022 sekitar pukul 16.00 (4 sore) kapal kayu yang ditumpangi keluar dari Waropen dengan tujuan menuju Serui Yapen. Jumat, (01/04/2022).
Dalam perjalanan hingga ditengah laut terjadi perubahan cuaca yang sangat ekstrim dengan angin dan gelombang tinggi menghajar kapal kayu yang kami tumpangi, terus menganggu perjalanan kami.
Menurutnya dalam perjalanan menuju Serui, karena kapal sudah sangat goyang maka pengumudi kapal berinisiatif mengalihkan kapal masuk ke hall tepatnya dibagian luar Saweri guna menghindari tekanan angin dan gelombang. Maksud mengamankan kapal oleh pengemudi, namun kapal terkandas dikarang sehingga kapal tidak bisa lanjutkan perjalanan dan kami berdiam ditempat, urainya.
Kisahnya bahwa sekitar jam 22.00 (10.00) malam kami terkandas dikarang sekitar hal di daerah Saweru bagian luar itu, saat terkandasnya kami diatas laut itu langsung kami sampaikan masalah ini ke RRI Serui dan untuk juga disampaikan supaya diketahui masyarakat kalau ada kapal berpenumpang dan ABK sedang mengalami kendala. “Kami sangat ketakutan sekali karena gelombang dan angin yang hantam kami ditengah laut jadi berharap bisa ditolong”.
Saat terdampar “sekitar jam 10 malam, kami sudah hubungi Basarnas Serui dan berharap komunikasi ke Basarnas Biak untuk menolong, kami sudah dari jam 10 malam hingga sekarang sudah subuh belum ada pertolongan dari Basarnas sama sekali”.
“Basarnas Serui sudah minta data-data kami terkait nama kapal, nama-nama penumpang, warna kapal, nama-nama ABK dan juga situasi yang kami alami dan menurutnya bahwa info ini diteruskan ke Basarnas Biak”. Namun sampai sekarang saat ketemu ini belum ada yang muncul-muncul. “Katanya siap-siap saja, karena siap-siap saja tidak ada pertolongan maka inisiatif kami juga dengan menghubungi keluarga untuk mencari solusi lain”.
Dikonfirmasi media dilokasi pantai Kaboena seketika pendaratan sekitar jam 03.00 subuh oleh perahu jolor nelayan bahwa jumlah yang ikut kapal ada 7 orang laki-laki dewasa, ditambah 5 orang ABK. Jadi total kami 12 orang saat ini, kami 7 orang penumpang yang duluan dievakuasi ke darat.
Dijelaskan juga penumpang lain pak Anwar bahwa mesin kapal kayu dan perahu kapal itu semuanya aman, hanya karena ketika menghindari terpaan angin kencang dan gelombang laut maka kami dialihkan pengemudi masuk ke hall sekitar Saweru Kepulauan Ambai dan karena air surut dan gelap jadi kapal naik ke karang.
Hampir sekitar 10 jam para penumpang dan ABK terdampar diatas laut dan cemas karena tidak ada pertolongan yang bisa segera mengevakuasi mereka, tegas penumpang Abdulah bahwa jangan menunggu sampai ada korban jiwa baru respon, bebernya kepada media.
Harapan kami kedepan kepada Basarnas Serui, kalau ada masyarakat yang minta bantuan karena kondisi ekstrim seperti ini, harus cepat ditolong. Jangan tunggu konfirmasi dan informasi-informasi jika sudah sangat minta tolong, apalagi dari Basarnas Biak terus bertanya tanpa ada tindakan. (Zack).