(pelitaekspres.com) -YAPEN- Angka kasus penularan HIV/AIDS di Kabupaten Kepulauan Yapen terus meningkat sejak 1995 hingga 2022 lalu. Tak tanggung dalam rilis terakhir Dinas Kesehatan melalui Info grafis yang ditampilkan mencapai 1611 kasus dengan menyertakan sebaran penyakit menular di semua distrik yang mengakibatkan korban meninggal sebanyak 401 jiwa.
Karolis Tanawani, SKM, MPH, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen kepada awak media diruang kerjanya mengatakan jumlah kasus HIV /AIDS sesuai data terakhir yang telah dirilis diakhir tahun 2022 kurang lebih 1611, ucap Karolis pada Selasa 17/1/2023.
Menurutnya berbagai upaya terus dilakukan oleh Dinas kesehatan guna melaksanakan edukasi dan penyuluhan dibeberapa tempat-tempat yang menpunyai potensi menularkan virus ini, seperti dengan pihak LSM-LSM dan Mitra lainnya.
“kami melaksanakan edukasi penyuluhan-penyuluhan, kemudian secara teknis juga dilakukan pembagian kondom dan kami juga lakukan tracing atau pelacakan”.
Dijelaskan bahwa bila dalam pelacakan kasus ini jika ditemukan oleh petugas maka akan meminta yang bersangkutan dirujuk ke Rumah Sakit agar ditangani oleh dokter ahli penyakit dalam, dengan rekomendasi tindak lanjut dari penanganan itu adalah bagaimana supaya ODHA ini dapat mengkonsumsi obat ARV (red- antiretroviral).
Lebih lanjut dijelaskan Karolis bahwa obat antiretroviral sampai hari ini merupakan obat yang sangat bagus untuk dikonsumsi oleh ODHA (red-Orang dengan HIV/AIDS ) karena apa? meski penyakit virus HIV ini sampai kini belum ada obatnya tetapi dengan hadirnya ARV, Obat yang tidak membunuh kuman HIV ini tetapi dapat menekan laju virus dalam tubuh atau darah, bebernya.
“Ketika virus itu ditekan dia tidak bisa berkembang lagi dengan virus ini tidak bisa berkembang otomatis nanti kita pacu dengan perbaikan gizinya maka otomatis berat badannya akan naik dan kasus ini sudah terbukti ” terang Karolis.
Menurutnya ketika seseorang yang berpotensi terpapar HIV maka langkah awal yang butuhkan adalah bagaimana orang itu bisa terbuka (red; jujur kepada petugas) apabila dia ingin hidupnya baik dan karena dengan adanya keterbukaan kepada petugas kesehatan maka akan dibantu petugas untuk mendatangi klinik dan memberikan edukasi sampai yang bersangkutan mendapatkan pelayanan obat ARV, himbaunya.
“perlu diingat bahwa ketika seseorang sakit yang diakibatkan oleh virus maka berbagai macam Virus itu sudah ada dalam tubuh, jadi kalau dia mau menutup dirinya, bagaimana penyakit itu mau disembuhkan kalau orangnya tidak terbuka”
Pinta Karolis kepada para petugas agar bisa melakukan edukasi dan konseling untuk meyakinkan masyarakat yang selama ini berpotensi terpapar dengan virus HIV ini, sebab ketika sudah terpapar maka potensi HIV itu ada maka salah satu jalan untuk bisa mempertahankan harapan hidup itu bagaimana mereka bisa membuka diri.
“kita harapkan dapat membuka diri kepada petugas – petugas kami yang sudah terlatih untuk bagaimana bisa membantu ODHA supaya bisa meningkatkan harapan hidupnya” ujar Karolis.
Menurut orang nomor 1 Dinas Kesehatan ini bahwa tengah berusaha sambil melengkapi persyaratan yang ada agar Dinas Kesehatan Provinsi dapat langsung mendistribusikan obat ARV ini ke Puskesmas-puskesmas di Yapen karena penyakit ini sudah begitu menyebar di masyarakat dan angkanya cukup tinggi sehingga dirinya menginginkan agar obat ini harus sudah tersedia di Puskesmas, terang Karolis.
“adanya obat ini di Puskesmas-Puskesmas penanganan kasus di distrik itu bisa ditangani langsung di Puskesmas dan tidak perlu dibawah lagi ke Rumah sakit di Serui karena kita juga sudah menyiapkan dokter-dokter dan perawat-perawat kita yang terus dilatih agar mereka bisa menangani kasus ini”
Kembali Karolis mengingatkan kepada masyarakat di Kabupaten Kepulauan Yapen jika bekerja di lingkungan yang mempunyai potensi terpapar dengan virus HIV tidak segan-segan mendatangi petugas kesehatan, membuka diri agar mendapatkan pendampingan melalui berbagai proses-proses sampai ditangani dokter ahli dan mendapat obat ARV.
“kalau sudah dapat obat ARV percaya pasti perubahan tubuh itu akan berubah jauh sekali sebab kami sudah punya contoh-contoh kasus yang setelah pasien ODHA mengkonsumsi ARV ternyata terjadi perubahan luar biasa sekali dan orangnya sehat-sehat sampai hari ini ” terang Tanawani.
Mengkonsumsi obat ARV itu baik, ucap Karolis karena sekalipun berhubungan dengan orang lain virus ini tidak menular karena virus ini telah ditekan oleh obat ARV apalagi obat ini sekarang dikemas untuk diminum 1 butir dalam 1 hari seumur hidup berbeda dengan waktu lalu yang satu kali konsumsi sebanyak 8 butir.
“ini harapan kami semoga kedepan masyarakat semua harus bisa terbuka tidak usah takut-takut, penyakit ini bukan penyakit kutukan tetapi akibat dari perilaku, ini bukan perilaku yang secara langsung tetapi misalnya contoh ada ibu-ibu yang di rumah, mereka tidak berharap bisa terpapar tapi karena Bapak (suami) suka berjalan sembarang diluar, ini kan bisa bawa ke ibu-ibu yang sama sekali tidak tahu persoalan” jelas Karolis (Zack).