(pelitaekspres.com) -SIDOMULYO- Ratusan hektare tanaman padi di desa Sidomulyo kecamatan Sidomulyo kabupaten Lampung Selatan terancam gagal panen (Puso) karena kekeringan.

Tanaman padi yang baru berusia sekitar tiga (3) minggu ini mulai terlihat layu dan menguning karena tidak ada air, tanahnya juga mulai pecah pecah dan saluran irigasi yang biasa untuk mengairi sawah para petani terlihat kering tidak ada air.

Seorang petani yang tidak mau disebutkan identitasnya, beralamat di dusun Way Kalang desa Sidomulyo menyampaikan ke Media ini, dari seminggu setelah tanam, air irigasi sudah tidak mengalir. Ujarnya.

Dari pintu air BK 4 yang ada di dusun Sidosari, yang arah ke desa Sidowaluyo kecamatan Sidomulyo kering tidak ada airnya, tetapi yang arah ke kecamatan Candipuro lancar airnya mas. Tambahnya.

Gimana mau lancar kalau yang di babat cuma rumputnya saja, lumpurnya tidak dibersihkan. Terus di pintu air Dam BK 4 itu yang kearah kecamatan Candipuro dibuat menurun sedangkan yang ke arah desa Sidowaluyo menanjak dan lumpurnya tidak pernah dibersihkan.

Kalau satu minggu lagi tidak ada hujan, sudah dipastikan ratusan hektar tanaman padi ini akan menguning dan€ tidak normal. Sebagai petani harapan kami ya bisa panen mas, karena kita sudah keluar banyak modal. Tutupnya.

Edi Hermanto (40) yang bertugas pembagi air di Dam BK 4 dusun Sidosari desa Sidomulyo kecamatan Sidomulyo mengatakan bahwa sekarang ini irigasi sudah tidak ada air, pintu air itu tidak saya tutup. Karena memang tidak ada waduk atau sumber air jadi kalau musim kemarau air dari bendungan tidak cukup untuk mengairi sawah, serta saluran irigasi yang diatas sudah banyak yang rusak atau jebol. Serta terhitung dari bencana banjir bulan Oktober 2022 tidak ada hujan deras, yang ada gerimis. Ujarnya.

Kalau untuk yang kearah kecamatan candipuro walaupun sedikit bisa mengalir airnya, karena menurun. Dan tidak deras mengalirnya, berbeda dengan yang arah ke desa Sidowaluyo, agak menanjak jadi airnya tidak bisa mengalir walau sudah saya buka pintu airnya. Tambahnya.

Pintu air itu tidak pernah saya tutup  Karena dulu memang ada kuncinya, tetapi sering hilang jadi sekarang saya pakai baut sehingga tidak bisa ditutup, kalau air datang dari atas otomatis akan terbagi. Tutupnya. (Cak/Pendi)