(pelitaekspres.com) –SHANDONG- Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal dan sejumlah delegasi dari pemerintah maupun pengusaha memenuhi undangan Pemerintah Provinsi Shandong Tiongkok.
Mirza dan rombongan disambut hangat oleh pemerintah setempat. Lebih dari itu, delegasi sang bumi rua jurai ini selalu diposisikan lebih prioritas. Itu terlihat dari setiap sesi pertemuan, Mirza selaku pimpinan delegasi Lampung selalu duduk diposisi sebelah tuan rumah, itu membuat Lampung jadi fokus perhatian delegasi Negara lain yang hadir.
Hal itu berbanding lurus dengan hasil yang dicapai. Lampung tidak hanya mendapat kesempatan luas menjajaki kerjasama dengan Negeri Tirai Bambu, tapi juga penjajakan kerjasama dengan 24 Negara lain yang terlibat dalam Matching Bisnis yang menjadi salah satu agenda kunjungan.
Dari kunjungan itu, delegasi Lampung “panen” potensi kerjasama baik pemerintah dengan pemerintah (G to G) maupun bisnis dengan bisnis (B to B).
Bahkan, berkat kepiawaian deplomasinya, Gubernur Lampung berhasil membawa teknologi satlit dengan nama Lampungsat1 tanpa mengluarkan APBD sama sekali.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Lampung, Ary Meizary Alfian, mengatakan, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal bersama delegasi lainnya berkunjung Negara Tirai Bambu itu atas undangan pemerintah Provinsi Shandong. “Bahkan kalau tidak salah pembiayaan perjalanan juga ditanggung yang mengundang, jadi gak pakai uang pemerintah,” ujar Ary saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Jumat (30/5).
Ary menceritakan, delegasi Lampung pertama mengunjungi ibukota Provinsi Shandong yakni Jinan selama 3 hari. Setelah itu ke Haiyang dan dilanjutkan ke Yengtai untuk bermalam disana,”Keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan ke Qingdao dan berada disana selama 2 hari,” terang mantan Ketua Kadin Lampung ini.
Ary mengapresiasi Gubernur Lampung yang sangat produktif dalam setiap sesi pertemuan. Bukan hanya dalam sesi pertemuan formal, juga dalam pertemuan-pertemuan informal dengan pemerintah Shandong, pelaku usaha private company maupun BUMN Tiongkok, hingga dengan akademisi salah satu kampus di Shandong.
“Gubernur menjadikan momen ini untuk benar-benar membuka peluang kerjasama dengan berbagai pihak. Beliau sangat aktif mempromosikan semua potensi Lampung baik ke pemerintah maupun pelaku usaha Negara lain. Saya sangat mengapresiasi dan bangga dengan kerja cepat dan kemampuan deplomasi Gubernur kita,” terang Ary.
Sedikitnya terdapat sejumlah agenda pokok dalam kunjungan. Pertama pertemuan dan penandatangan Momerandum of Understunding (MoU) dengan salah satu BUMN terbesar China yaitu Poly group. Serta pertemuan dengan 50 pengusaha yang di fasiltasi oleh Poly group untuk bisa bekerjasama dan berinvestasi di Lampung.
“MoU ini ditandatangani perwakilan pengusaha kita yakni saya sendiri dari Apindo yang disaksikan Gubernur Lampung,” ungkapnya.
Kemudian, menghadiri undangan pemerintahan Provinsi Shandong untuk penandatangan Latter of Intens (LOI) sister province dengan Provinsi Shandong sekaligus pertemuan dengan sekitar 25 pemimpin province maupun kota dari 24 Negara lain.”Agenda ini untuk pertukaran informasi dan penjajakan potensi daerah masing-masing baik perdagangan, investasi, pariwisata maupun lainnya. Jadi penjajakan kerjasama bukan hanya dengan Shandong, tapi dengan provinsi maupun kota dari 24 Negara lain yang hadir,” jelasnya.
Delegasi Lampung juga melakukan pertemuan informal dengan pengusaha bawang putih, kapas dan jagung dalam rangka penjajakan kerjasama penanaman bawang putih di Lampung maupun untuk optimalisasi produksi jagung serta hilirisasinya.
Dilanjutkan pertemuan dengan Shandong Academi Agriculture membahas upaya optimalisasi produk pertanian seperti padi, singkong, jagung serta hilirisasinya.”Ugensi pertemuan ini untuk menjajaki peluang kerjasama penelitian dengan beberapa perguruan tinggi di Lampung,” tuturnya.
Untuk memperluas kerjasama, delegasi Lampung juga melakukan pertemuan bisnis matching dengan berbagai pelaku usaha di Shandong yang difasilitasi pemerintah Shandong. Bisnis matching ini mencakup banyak sektor mulai dari pertanian, teknologi, galangan kapal, pendidikan dan energi terbarukan.
Untuk pengembangan teknologi, delegasi Lampung melakukan pertemuan dan penandatangan MoU antara Starvision dan Pemprov Lampung terkait peluncuran satelit Lampungsat1 dan pengembangan informasi serta data yang riil. “Ini yang luarbiasa dan bikin kaget, salah satu trobosan Gubernur Lampung dalam memajukan Lampung dari sisi teknologi. Karena tanpa APBD, Gubernur Lampung berhasil membawa satlit yang diberi nama Lampungsat1 dan akan segera diluncurkan,” tandasnya.
Menurut Ary, satlit ini belum ada di Negara lain, sehingga Lampung menjadi yang pertama memperoleh teknologi ini dari perusahaan Tiongkok yakni Starvision. “Dengan satlit ini nanti kita bisa punya data konkret tentang berbagai hal, termasuk data pertanian, data sumberdaya alam dan lainnya,” urai Ary.
Guna memperkuat berbagai perjanjian dan penjajakan yang telah dilakukan, delegasi Lampung melalukan pertemuan dengan Wakil Gubernur Shandong yang juga Walikota Yengtai. “Pertemuan ini juga menjadi bukti keseriusan pemerintah Provinsi Shandong dan Pemprov Lampung untuk sama-sama membangun kerjasama yang berkelanjutan kedepannya,” pungkas Ary.