(pelitaekspres.com) -PAGARALAM-.Pemandangan Bubut Ayam untuk daerah Besemah , khususnya di kota Pagaralam hingga kini masih bisa disaksikan. Acara bubut ayam saat ada warga hajatan (sedekah) yang biasanya H-1 pelaksanaan merupakan tradisi dan peradaban turunan yang turun temurun. Hal ini sebagai jalinan silaturahmi dan gotong royong dalam membantu pekerjaan ahli persedakahan.

Ayam-ayam yang dibubut (bersihkan) biasanya dibawa oleh tamu,undangan atau kerabat sebagai ikatan kekeluargaan. Menariknya, acara yang biasanya dilakukan sejak pagi ini secara bersama-sama tanpa memandang status sosial.Pokoknya entah itu yang berpangkat, jelata, berduit, berpenghasilan rendah, pegawai, non pegawai semuanya tumpah ruah pada acara bubut ayam ini.

Suasana ramai dan penuh keakraban akan tampak saat acara ini. Setelah ayam dibersihkan biasanya giliran ibu ibu yang menangani.

Situasi ini terlihat di Perumnas Griya Abdi Negara (GAN) Perandonan Kelurahan Selibar saat salah seorang warga menggelar acara pernikahan anak nya.\

Disela-sela acara Bubut Ayam, Sarial salah seorang budayawan kota Pagaralam, Sabtu (25/06) menyatakan, warisan leluhur yang mengisyaratkan sifat gotong royong harus dijaga dan wariskan ke generasi seterusnya.

“nilai-nilai luhur nampak berasa pada acara Bubut Ayam, kalau untuk kota-kota besar mungkin sudah tidak ditemukan karena pengaruh catering, untuk Pagaralam rasanya sulit terhapuskan.’tutupnya.(Rep)