(pelitaekpres.com) –METRO- Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Seluruh Indonesia (Aptisi) Wilayah II-B Lampung mendukung penuh akreditasi Perguruan Tinggi melalui Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).

Hal itu menjadi benang merah hasil rapat kerja (Raker) Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Seluruh Indonesia (Aptisi) Wilayah II-B Lampung yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiah (UM) Metro, Selasa (14/6/2022).

Ketua Aptisi Wilayah II-B Lampung Dr. Firmansyah Y. Alfian, MBA., M.Sc, mengatakan badan akreditasi Perguruan Tinggi yang sebelumnya menggunakan BAN PT menjadi Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi (LAM PT) membutuhkan biaya tinggi.

Sehingga, kata dia, Aptisi Wilayah II-B Lampung meminta pemerintah meninjau kembali kebijakan itu. “Jika memang tetap akreditasi melalui LAM-PT, solusi yang ditawarkan Aptisi Wilayah II-B Lampung yaitu meminta pemerintah memberikan biaya subsidi dari yang sudah ditetapkan LAM-PT,” kata Firmansyah.

Firmansyah juga mengatakan apa yang tengah dilakukan saat ini, mendapat dukungan dari Aptisi Pusat dan sudah disampaikan ke Anggota DPR RI beberapa waktu lalu. “Kita tinggal menunggu prosesnya. Muda-mudahan pengurusan akreditasi perguruan tinggi dikembalikan ke BAN PT,” kata dia.

Rektor Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya itu juga mengatakan banyak masukan yang diterima dari seluruh pengurus maupun PTS di Wilayah II-B Lampung.

Diantaranya, sulit dalam pengurusan peningkatan jabatan fungsional dosen, pengurusan jenjang Lektor Kepala untuk dapat dikelola oleh LLDIKTI Wilayah masing-masing, dan pengurusan Guru Besar. “Kita akan sampaikan kepada lembaga terkait untuk menindaklanjuti masukan-masukan ini,” ungkapnya.

Firmansyah juga meminta Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Lampung harus bersinergi dalam menyelenggarakan program-program yang berkaitan dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.

Dia mengatakan sinergisitas dalam Program MBKM misalnya dalam melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bersama PTS Lampung, pertukaran mahasiswa antar-PTS dan lain sebagainya. Jika kerja sama ini bisa kita lakukan, Insya Allah apa yang kita harapkan dalam peningkatan kualitas PTS di Lampung dapat kita wujudkan.

“Terlebih, salah satu Program MBKM memberikan kebebasan kepada mahasiswa atau perguruan tinggi dalam menyiapkan SDM unggul sebelum mahasiswa terjun ke masyarakat,” kata Firmansyah.

Bahkan, kata dia, sehubungan dengan penerimaan mahasiswa baru di Perguruan tinggi Negeri (PTN) melalui tiga jalur penerimaan, yaitu SNMPTN, SBMPTN, dan jalur mandiri diperlukan adanya kekompakan dari PTS untuk mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Konstitusi (MK).

“Mengingat, dibukanya keran penerimaan PTN yang begitu banyak, hal ini berimbas pada penerimaan mahasiswa baru di PTS. Bersama, kita dapat meminta kepada pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) agar meninjau kembali kebijakan itu,” kata dia.

Sebelumnya, Firmansyah mengucapkan terima kasih kepada Universitas Muhammadiyah Metro atas kesediaannya untuk menjadi tempat kegiatan. Menurut dia, ke depan Aptisi akan keliling ke seluruh PTS untuk bergilir menjadi tempat kegiatan dan tidak hanya di Bandarlampung.

“Di Lampung terdapat terdapat 70-an PTS yang tergabung dalam Aptisi Wilayah II-B Lampung, terdiri dari universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik dan lain sebagainya. Intinya, kita akan bersinergi dan berkolaborasi untuk kemajuan bersama,” kata Firmansyah. (**)